Selasa, 07 April 2009

Ke- Muhammadiyah -An


MUHAMMADIYAH

1. Apakah Muhammadiyah itu?
Muhammadiyah ialah nama salah satu organisasi di Indonesia
yang mempunyai dasar Islam dan sifatnya sebagai
gerakan.

2. Apakah asas dan tujuan Muhammadiyah itu?
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

3. Kapankah Muhammadiyah itu berdiri?
Muhammadiyah berdiri dengan resmi pada tanggal 8 Dzulhijjah
1332 M atau 18 November 1912 M.

4. Dimana mula-mula berdiri?
Mula-mula Muhammadiyah itu berdiri di Kampung
Kauman Yogyakarta.

5. Siapa nama pendirinya?
Nama pendiri persyarikatan Muhammadiyah ialah
Almarhum Kiyai Haji Ahmad Dahlan.

6. Apakah Almarhum KHA. Dahlan itu adalah orang
Kampung Kauman Yogyakarta asli?
Benar, Beliau memang penduduk Kampung Kauman asli.

7. Apakah Beliau itu seorang terpelajar?
Tidak, Beliau bukan orang terpelajar, dengan arti kata
“Intelektual” yang mendapatkan “Pendidikan Barat”.
Beliau adalah seorang Kyai yang alim dan berfikir secara
modern. Mempunyai pandangan ke depan.

8. Mengapa Beliau dapat membentuk organisasi?
Karena Beliau banyak hubungannya dengan orang-orang
terpelajar pada waktu itu. Beliau berkumpul dan bergaul
dengan para pensiunan, pegawai, pelajar-pelajar, dan guruguru
Kweekschool dan lain-lainnya. Beliau juga bergaul
dengan para pengurus Budi Utomo pada waktu itu. Begitu
pula Almarhum juga menjadi salah seorang pengurus
Syariat Islam.

9. Apa arti kata Muhammadiyah itu? Dan apa sebabnya
Almarhum KHA. Dahlan mengambil nama itu bagi
organisasi yang dibentuknya?
Muhammadiyah itu bahasa Arab. Berasal dari kata-kata
“Muhammad” kemudian mendapat tambahan kata “iyyah”.
“iyyah” itu menurut tata bahasa Arab (Nahwu) bernama
ya’ nisby, artinya untuk menjeniskan.
Jadi Muhammadiyah berarti sejenis dari Muhammad.
Tegasnya golongan-golongan yang berkemauan mengikuti
Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Oleh Almarhum dimaksudkan agar Muhammadiyah ini
dapat menggerakkan Umat Islam untuk mengikuti gerakgerik
Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Baik soal-soal
yang berhubungan dengan kehidupan maupun soal-soal
yang berhubungan dengan peribadatan.

10. Dalam soal-soal organisasi, apakah yang menjadi pedoman
bagi Muhammadiyah dalam melancarkan pekerjaannya?
Tentang soal-soal organisasi, Muhammadiyah berpedoman
dengan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga
(ART) dan keputusan-keputusan konferensi, Majelis
Tanwir dan Muktamar. Juga dapat menjadi pedoman
keorganisasian, keputusan-keputusan rapat anggota dan
rapat pengurus.

11. Apakah pedoman Muhammadiyah dalam melancarkan
gerakannya yang ada hubungannya dengan keagamaan?
Dalam soal-soal keagamaan. Muhammadiyah berpedoman
pada Al-Qur’an dan Hadis. Pendapat para alim ulama, baik
dimasa yang sudah-sudah maupun alim ulama dimasa
sekarang selalu pula menjadi bahan-bahan pertimbangan,
asal saja tidak bertentangan dengan dalil Qur’an dan Hadis.
Dalam memahami Al- Qur’an dan Sunnah selalu dengan
akal yang sesuai dengan jiwa Agama Islam.

12. Apakah yang menjadi Rukun Iman bagi orang-orang
Muhammadiyah?
Rukun Iman dalam Muhammadiyah adalah :
a. Percaya kepada Allah
b. Percaya kepada Malaikat Allah
c. Percaya kepada Kitab-Kitab Allah
d. Percaya kepada Utusan Allah
e. Percaya kepada Hari Akhir
f. Percaya adanya Qodho’ dan Qadhar dari Allah

13. Apakah yang menjadi rukun Islam bagi orang Muhammadiyah?
Rukun Islam dalam Muhammadiyah adalah :
a. Syahadat : mengakui bahwa Allah itu adalah Tuhan
yang sebenarnya dan mengakui bahwa Nabi
Muhammad itu adalah hamba dan pesuruh Allah
b. Shalat lima waktu
c. Mengeluarkan zakat bila sudah sampai mestinya
d. Puasa satu bulan penuh/adakalanya 29 hari dan adakalanya
30 hari dalam bulan Ramadhan
e. Menunaikan ibadah haji bila sudah cukup segalagalanya
yang diperlukan dalam penunaian ibadah haji
itu.

14. Apakah dalam Muhammadiyah ada kepercayaan bahwa
“Allah itu aku, aku itu Allah, aku dan Allah itu satu”. Untuk
mudahnya adakah manusia itu kelak kembali kepada Allah
dengan arti kata menjadi satu dengan Allah?
Tidak, Allah itu yang menjadikan dan kita manusia ini yang
dijadikan. Allah itu Khaliq dan manusia itu makhluk.

15. Apakah hari kiamat, hari akhir, hari pembalasan itu benarbenar
ada? Apakah Muhammadiyah tidak menanam
kepercayaan bahwa sekarang itu sudah hari kiamat?
Hari kiamat itu benar-benar ada. Tetapi kapan waktunya
hanyalah Allah sendiri yang tahu. Sekarang ini bukan hari
kiamat.

16. Apakah dalam Muhammadiyah ada kepercayaan bahwa
lidah itu shirotolmustaqim?
Tidak. Muhammadiyah tidak mengajarkan yang demikian.

17. Apakah Muhammadiyah mempunyai kepercayaan bahwa
sesudah Nabi Muhammad SAW. masih ada Nabi lagi?
Tidak. Sesudah Nabi Muhammad SAW. tidak ada Nabi
lagi. Kalau ada orang mengaku Nabi sesudah Nabi
Muhammad SAW. maka itu adalah Nabi palsu, yang
mempercayainya, kufur.

18. Bagaimana kalau ada orang yang tidak percaya adanya
surga, neraka dan lain-lain barang ghaib?
Menurut Muhammadiyah orang-orang yang demikian itu
kafir hukumnya.

19. Bagaimana pandangan Muhammadiyah terhadap Nabi Isa
AS.?
Muhammadiyah berfaham, bahwa Nabi Isa AS. itu adalah
seperti lain-lain Nabi yang dua puluh empat lainnya.

20. Bagaimanakah kepercayaan Muhammadiyah terhadap
adanya Malaikat Allah?
Malaikat itu adalah makhluk Allah. Mereka itu adalah
makhluk dan bala tentara Allah yang kejadiannya lain
dengan kejadian manusia. Manusia, termasuk Nabi dan
Rasul, tak mungkin dapat melihat Malaikat, kecuali kalau
Malaikat itu sedang menjelma menyerupai manusia. Para
malaikat itu hamba-hamba Allah yang sangat taat dan
patuh. Tak pernah membantah perintah Allah bahkan selalu
menjalankan segala sesuatu yang menjadi perintah Allah.

21. Menurut kepercayaan yang ditanamkan oleh
Muhammadiyah, apakah sesungguhnya maksud manusia
ini dijadikan atau dihidupkan oleh Allah itu?
Manusia itu dijadikan atau diberi hidup oleh Allah adalah
agar manusia itu berbakti, beribadah kepada Allah.
Demikianlah faham Muhammadiyah yang berdasarkan
firman-firman Allah yang tersebut dalam Al-Qur’an.

22. Bagaimanakah pendapat Muhammadiyah tentang apa yang
bernama ibadah? Apakah ibadah itu terbatas pada shalat,
zakat, puasa, dan haji?
Muhammadiyah berpendapat bahwa ibadah itu tidak hanya
terbatas pada shalat, zakat, puasa dan haji. Segala sesuatu
yang ditujukan untuk berbakti kepada Allah, maka itu
dapatlah dihitung sebagai ibadah, asal saja cara-cara itu
tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan Islam.
Disamping itu cara-cara peribadahan yang sudah tentu ada
tuntunannya dari Rasulullah SAW., maka peribadahan itu
tidak boleh ditambah-tambah. Menambah-nambah yang
semacam itu seolah-olah sama dengan membuat agama
baru. Hukum menambah-nambah agama atau peribadatan
itu haram. Demikian itu adalah sesat. Dan karena itu
Muhammadiyah sangat berusaha agar peribadatan dalam
Muhammadiyah jangan ada tambah-tambahan. Diusahakan
agar soal-soal agama dalam Muhammadiyah sama seperti
yang telah terjadi di jaman Rasulullah SAW. Muhammadiyah
sangat mengusahakan agar keluarga
Muhammadiyah puasa dengan tindakan dan percontohanpercontohan
yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW.,
meskipun mungkin mendapat tantangan dari masyarakat.
Baik masyarakat umum maupun masyarakat Islam khusus.
Dalam soal peribadapatan yang telah ada tuntunan dari
Rasulullah SAW. meskipun berat, kalau itu sama dengan
tuntunan Rasulullah SAW., Muhammadiyah berusaha
mengamalkannya. Sebaliknya meskipun ringan, bila
menyalahi Rasulullah SAW. Muhammadiyah akan
meninggalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar